Sobat pembaca yang budiman (Berbudi dan Beriman). Semoga berkenan dengan corat-coretannya. Tahukah apa itu angkutan umum yang paling murah di Bandung Raya? Yap, mungkin setuju kali yah semua klo jawabannya adalah "Damri (Djawatan angkoetan Motor Repoeblik Indonesia)" yipi..... bener-bener, tapi kalau versi saya damri itu "Dambaan dan Ramai nian". Kalau definisi sobat apa yah? sok, mangga definisikan masing-masing. Eh, kok jadi malah nanya angkutan umum termurah ya? gak apa-apa deh yang penting happy.

Sobat Budiman (Berbudi dan Beriman) ternyata usut punya usut "Damri" di Bandung tuh punya sejarah yang gak disangka-sangka salah satunya adalah markas atau kantor dari yang kepanjangannya Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia ternyata jaman baheula na teh di BIP. oke cukup tau kita-kita aja yah.

Sob, nama Damri dengan kepanjangan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia ini ternyata sudah berumur loh. ini dia punya nama sudah ada sejak 25 November 1946. Yah, hampir sama dengan umur bangsa ini. Luar biasa melayani kebutuhan Masyarakat dari segi transport-nya dah gak usah di ragukan lagi, apa lagi kalau dah nyerempet soal ongkosnya murah abis dah. Dulu pertama kali saya ke BDG klo kata anak gaul jaman sekarang mah *Bdg teh Bandung, itu ongkos damri leuwipanjang-Dipatiukur kalau gak salah Rp. 1.200,- tahun 2005 dan sudah bisa sekali trayek ngikut kemana supir nyetir. (klo salah mohon dikoreksi)

Sekarang dan dulu masih tetap sama hanya ada beberapa yang berubah yaitu :

Armada jadi ada yang Ac tapi belum semua trayek
harga minimal jadi Rp.2.000,- yah maklum sob, harga BBM-kan sudah pada naik. Sekali naik agak susah juga tuh turunnya (gak ada tangga kali yap).

So, apa kejadiannya klo tadi saya definisikan Damri itu "Dambaan dan ramai nian" memang ramai terus kok.....

Pagi-pagi sudah di padati sama karyawan, anak sekolah, dan ibu tukang warung kelontongan yang tidak menerima kasbon.

Siangnya di padati banyak orang yang berlatar belakang status sulit untuk di jelasin. Mangga terjemahkan masing-masing.

Nah, kalau sore lebih sulit di tebak status para penumpangnya di banding siang.

Tapi ada jenis penumpang yang unik dia hadir di setiap waktu. sosok penumpang ini pengamen dan pedagang asongan. mereka penumpang unik. Kenapa? Karena naik sebentar dan kalau sudah tidak ada urusan mereka turun dan tak bayar pula.

Terus bagaimana dengan penumpang berstatus mahasiswa? Nah, kalau yang satu ini gak bisa di nilai dari waktu mungkin pendekatannya dengan keperluannya atau kebutuhannya. saya mengelompokan menjadi 4 kebutuhan, yaitu :

Kuliah, itu bagi orang lokal yang gak nge-kost.
Main dan belanja serta konco-konconya.
Mudik ke kota asal tercinta dengan wajah penuh pengharapan karena melepas kangen dan mendapat bekal hidup di kota rantauan.
Pulang mudik dari kota Asal tercinta dengan wajah ceria karena baru dapat bekal untuk satu bulan berikutnya.

Mungkin 4 hal di atas bisa mewakili.(mudah-mudahan)

Terus apa kaitannya dengan kata Ekonomis feat miris?

Kaitannya, nasib si Bus Usang yang berjasa ini kurang terperhatikan. yah, walau pun akhir-akhir ini ada peremajaan di cover-nya. Tapi bagaimana keadaan ketika bus berjasa ini bekerja dan pada musim-musim libur, hari raya, dan hari-hari lain yang menyenangkan bagi sebagian para penumpangnya. Yang paling senang terutama anak rantauan. Bila berjalan mengangkut penumpang yang berjubel pada saat hari-hari jarang orang bekerja, keadaanya seperti Kerbau yang menggarap sawah melewati lumpur-lumpur kemacetan yang menguras tenaga mesin diesel-nya yang usang.

Walau jaman sudah semakin dewasa fasilitas transportsi semakin menuju merakyat. terbukti sudah mulia di pikirkan dengan serius oleh pihak2 yang berwenang. klo boleh ngasih contoh ekonomis Vs miris tuh, kayak ini:

Bus Way di Jayakarta yang namanya dulu seperti itu, tapi sekarang jadi ibu kote negara kita.
Trans Yogya dimana lagi kalau bukan di DI Yogyakarta. Like this-lah untuk yang satu ini.

May be, Nasib Damri ini mungkin salah satu dari nasib angkutan masal murah lainnya di negeri ini......

So, semoga bisa kelar permasalahan-permasalahan pengguna jalan dan jalannya. Coba ada Transportasi masal yang gak kenal yang namanya macet, gak ada suara batuk mesin, kepadatan penumpang yang takut gak kelayani, anti kecelakaan dan nyaman (*nyaman: saat digunakan, bersih, trus nyaman dilihat deh). So, ada satu lagi yang pastinya harga ekonomis dan gak miris. Waduh-waduh, udah kayak unjuk rasa aja nih coret-coretannya......

Maaf bila ada yang kurang berkenan karena hanya sekedar share aja kok dan tidak ada sama sekali niatan memprofokasi. Tapi berniat pro-transportasi publik yang ekonomis dan tak miris apa lagi membuat menyeringis, tak buat menangis serta tentunya jadi ber-agamis.[Sumber]