"Krek..... Krek..... Bruk....." angin menebak pintu kamar kost-an ku yang terbuka kemudian tertutup dan kembali terbuka, kembang kempis daun pintu kamar kost-an ku. Maklum karena hujan baru akhir-akhir ini sering turun di Bandung setiap jam 03.00 Pm ke atas, tepatnya siang menjelang sore.--Bi Roro-- pembantu di kost-an sibuk mengangkat jemuran hasil karyanya tadi pagi buta. "Hujan............ hujan......." teriakan Bi Roro memberi tau penghuni kost yang memiliki  jemuran yang masih basah, sambil gesit mengambil satu persatu pakaian bersih yang keringnya setengah matang dan sebenarnya tak layak untuk di angkat sekarang. Namun apa daya Bi Roro bergegas dengan cekatan menyelamatkan hasil karyanya yang setengah kering itu dari serangan hujan besar, yang tak memberi aba-aba. Gerimis aja dulu kek, gumam Bi Roro.


"Oh, Iya Bi makasih..." terperanjat aku dari kekhusyukan ku membaca novel yang sebentar lagi mau khatam. Ternyata ketika ku tengok ke luar kamar, luar biasa keadaannya. Hujan besar meratakan semua teras didepan kamar, kuyup. Ku palingkan pandangan ke tiang-tiang jemuran, ku dapati kondisinya sudah kuyup semua pakain ku; celana katun, celana jeans, celana training, baju koko, baju kaos tim futsal kelas, kaos kaki andalan, sarung tangan kiper, jas hujan (plonco) yang di jemur bekas hujan kemarin pun kembali kehujanan, bahkan sepatu yang ku simpan di depan kamar dengan niatan bukan untuk di jemur pun basah. Padahal sudah biasa menyimpannya di depan kamar dan biasanya aman-aman saja, bila hujan tak terkena cipratan.



Setelah ku lihat pemandangan ini, ku selamatkan semua pakaian dan barang-barang ku dari derasnya kucuran hujan. Yang ku selamatkan; celana katun, celana jeans, celana training, baju koko, baju kaos tim futsal kelas, kaos kaki andalan, sarung tangan kiper, dan sepatu. Kalau untuk jas hujan ku biarkan saja karena ukurannya yang terlalu besar menyulitkan untuk di selamatkan. Al-hasil pakaian dan barang-barangku terselamatkan walau basah sedikit, tak terlalu basah. Namun kondisi tubuhku tak karuan kuyupnya, karena aksi ku tadi, seperti; tim SAR menyelamatkan korban banjir yang hampir hanyut saja.


Ceklek......... ceklek........ kreket.... terbuka daun telinga pintu salah satu kamar. Rupanya -Ifan- tetangga kamar ku terbangun dari tidurnya karena terusik oleh aksi penyelamatanku tadi. Dengan kepolosannya yang baru terbangun dari tidur, sambil mengucek-ngucek matanya yang masih terkantuk-kantuk. Ia bertanya, "Ku naon Fit?" setelah melihat jelas pemandangan yang kuyup dihadapannya. Ku jawab dengan senyuman dan menghilang dari hadapannya.


Byur..... byur.... sindukan gayung dari kamar mandi terdengar di tengah-tengah hujan yang deras. Ku paksakan mandi untuk hilangkan air hujan yang telah mendarat di tubuhku. Rasa dingin mulai menusuk-nusuk di tubuh ku dan  brrr........ brrr........


Sepekan kemudian flu mendera ku tanpa ampun, ha.... ha... hacim.....