Raut wajah itu lugu penuh harapan, kawan.

Garis lengkung senyumannya menjadikan langit tersenyum pada dunia.

Bahkan seorang Muhammad bagian darinya, sebelum Ibundanya pergi dari hingar bingar dunia.

Mata bercahaya ingatkan kita akan sebuah kata ketegaran.

Untaian-untaian harapannya dalam lisan do’a mampu membelah atmosfir dunia.

“Janganlah kau hardik mereka!” Tuhan berkata dalam surat cintanya kepada manusia.

Ku elus lembut rambutnya dengan ikhlas, Malaikat pun tersenyum menatapnya.

Jangan kau ragu, wahai wajah lugu penuh harapan.

Langkah kecilmu adalah sebagian sejarah peradaban,

Orang terdahulu telah berkata itu, kawan.

Hapuslah sudah airmata sisa sedihmu kemarin, kawan.

Ku tahu luasnya kasih Tuhanku dari mu, kawan.

Ku tahu indahnya dunia ini dari senyummu, kawan.

Ku tahu tegarnya menghadapi dunia dari kepalan rapuh tanganmu, kawan.

Ku tahu itu semua, kawan.

Karena kaulah titipan Sang Maha Rahman.

Karya : Fitrah Nurjaman
Puisi ini didedikasikan untuk Anak Yatim seluruh dunia....