Berawal dari niat lari-lari kecil di sekeliling bundaran situ buleut, nampak ramai jalur  lingkaran itu. Ahad tepatnya; dimana rasa malas bisa aku bunuh selepas mata ini terobati rasa kantuknya karena secangkir kopi manis kental. 


****


Hop-hop, hop-hop begitu caraku mengatur langkah lari kecil ku agar hemat tenaga tapi tetap eksis berlari. Namun sebelum berlari, ku parkirkan motor bebek andalanku di salah satu rumah saudara. Lengkap dengan; helm kesayangan, dompetku si brangkas buluk, dan SIM serta lengkap dengan STNK (jaga-jaga kalau pak polisi pengen kenalan).  Ku simpan mereka. Jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi berlari (yah, paling 200 meter-lah).



Putaran pertama masih dengan konsistensi kefokusan yang tinggi dan akselerasi yang cukup pasca pemanasan peregangan otot yang kaku. Rampung sudah ku selesaikan dengan catatan waktu kurang lebih 1 menit 13 detik. Celoteh ku dalam pikir, "wah klo gini bisa ikutan seleksi SEA Games nih tahun depan".




Putaran ke-dua masih dengan tingkat akselerasi sama dengan putaran sebelumnya, namun banyaknya jajanan yang menggoda iman pelari sejati ini mengendurkan semangat berlari. Waduh, itu gorengan pisang wanginya, nyami. Hei, ada yang memanggilku dengan kepulan asapnya yang siap di santap, rupanya cilok goreng yang menggoda. Lantas ada yang membuat langkah kaki ku agak sempoyongan, itu dia si cireng aneka rasa. Hm, nampak enak semua.



Putaran ke-tiga ku paksakan berlari sekuat tenaga karena pengkhataman berlari adalah jalan satu-satunya untuk menikmati jajanan tadi. hal hasil nafas tak teratur merasuk paru-paruku yang tadinya cukup berirama. Kemudian pening agak menyerang kestabilan kepala ku... hm, coba fokus lagi deh....



Putaran ke-empat; "hah, huh, hah, huh", begitu nafas ku tak beraturan semakin akut dan peningku semakin menjadi-jadi. fokus ku semakin berkurang. "wah, klo gini bisa gagal nih tampil di SEA Games tahun depan", pikir ku. Waduh-waduh garis finish kok perasaan semakin menjauh saja sepertinya ia pun berlari menjauhi aku. repotnya aku dengan segala komplikasi pernafasan yang akut karena stamina tak terpelihara dengan baik, ckckckck malangnya. "yang rajin yah kalian olahraga, biar badan kita bugar" begitulah nasihat dari Guru olahraga SMA ku dulu.



Hal hasil, aku berhasil finish dengan urutan ke-dua dari para pelari manula yang baru mau memulai berlari saat aku memasuki finish alias garis awal aku berlari 4 putaran yang lalu. Lantas tanpa berpikir panjang ku hampiri tukang air botol mineral dengan harga Rp. 3.000,- dan ku tenggak saja isinya menggantikan keringat yang sudah terkuras dari pori-pori. (tanda lelah mencapai puncak, hm).




Setelah merasa segar, lantas ku bergegas bangkit dari peristirahatanku menuju cireng aneka rasa (Cilok goreng dan pisang goreng terlupakan). Sesampainya dihadapan gerobak bertulisan "Cireng Ajaib" langsung ku pesan 3 buah cireng penggoda iman tadi. tak ada hujan, tak ada awan mendung. "Hehe, Punten mang teu jadi mesen na" (dengan wajah yang merah padam). "Berarti tadi tiga ribu-tiga ribu-nya di celana, hahaha", gumamku membelakangi gerobak cireng. []