Selokan, Ya sebuah jalur pembuangan yang ada diperumahan atau permukiman. Maksudnya pembuangan limbah air rumah tangga. Pengalaman saya dengan jalur pembuangan yang bernama selokan cukup mempunyai tempat. Masih ingat dengan perahu-perahuan terbuat dari kertas atau bahan material yang lainnya?


Saya selalu terkesan dengan permainan ini. Ya, antara perahu kertas dan selokan depan rumah. Saya dan teman sebaya sewaktu kecil dulu begitu gemar memainkannya selepas pulang sekolah. Riak ombak kecil khas selokan membawa hanyut perahu-perahuan kami menuju hilirnya di ujung gang sana. Tak ayal bila sorak sorai kami merayakan kegembiraan soal perahu-perahu yang melesat lancar terbawa arus menjadi tontonan mengasikkan.



Terlalu sederhana memang. Kegembiraan kami begitu terbayar dengan permainan yang amat sederhana ini. Kami menikmatinya.


Namun kini selokan tak serupa dengan wajah lamanya. Apa mungkin orang dewasa saat ini merasa kurang dengan masa kecilnya dulu. Masa dimana hanyutnya perahu kertas menjadi tontonan yang mengasikkan baginya. Sampai-sampai permainan ini terbawa hingga kini. Mereka melempar kasur bekas, sebungkus karesek hitam berisikan sampah, kursi bekas, styrofoam, dan lain-lainya ke sungai sebagai arena permainan hanyut-hanyutannya. Alhasil sungai menjadi tempat pembuangan sampah terbesar.


Kiranya bila permainan balap perahu kertas ini memiliki dampak seperti saat ini, sepertinya saya bilang lebih baik "tidak ada" permainan semacam ini diwaktu dulu. Jujur saya merasa bangga dengan selokan dan sungai yang bersih seperti dulu. Perahu kertas kami pun begitu melesat tanpa hambatan sampah disana.


Sayangi bumi kita. Kalau bukan kita siapa? Gak mungkin tokoh dongeng kan.