Ku tahu malam ini, 'malam takbiran' itu kata kebanyakan orang di luar sana. Meriahnya malam ini, hal yang di tunggu mereka yang menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Arak-arakkan semakin marak di jalanan kota membuat betah sepasang bola mata memandangnya. Beduk-beduk Mushola raib dari tempatnya semalam untuk lengkapi teriakan arak-arakan pemuda kampung, kabarkan berita kemenangan esok. Hei, petasan pun hadir mewarnai langit jalanan. Semakin happy saja aku memandangnya. Ayo terus bakar semua petasan mu kawan! Aku semakin senang dengan warna-warni langit malam ini.

Tapi entah mengapa di mushola-mushola kampung masih saja terdengar takbir, tahmid, dan tahlil yang agak samar dan terbata-bata. Sepertinya suara itu berasal dari mereka yang sudah usia manula. Tak apa-apalah yang penting aku menikmati dalam euforia yang memabukkan ini. Puasaku sebulan penuh berbuah manis di akhir bulan ini dan nampaknya bobot badan ku akan bertambah kembali dalam hitungan satu jam kedepan. Walau nama Tuhan ku di sebut-sebut di mushola-mushola itu, tapi aku tak terlalu terusik kawan. Ayo, kita lanjutkan lagi kesenangan yang tak bisa ditunda ini. Tandukku yang layu sekarang kuat memancang, begitulah kau mendeskripsikan ku, kawan.Sebelas bulan ke depan, aku harus dapat menambah armada ku, biar semakin banyak kawan kelak ketika aku mudik nanti. Esok aku akan bebas menggoda engkau lagi kawan. "Selamat Idul fitri dan Hari kebebasan ku.", "Hehehehe", tawa Setan terkekeh-kekeh sambil membakar petasan ke arah speaker mushola. "Duuaaaaaaar.....ngiiiiiiiiing."