Hujan. Se-umpama air yang turun dari awan itu kering sebelum sampai ke permukaan bumi karena penguapan ekstrim apa jadinya? Tandus. samudera pun akan hilang dan berganti dengan padang gurun raksasa. Kehidupan?


Hm, benar-benar peristiwa yang begitu dinanti saat kemarau berkepanjangan di negara dua musim ini. Bila melihat hasil kerja dari hujan maka akan banyak yang dibahas, salah satunya lemon tea. Lemon tea menjadi cairan yang menghibur bagi saya ketika sedang buntu dalam berpikir. Atau secangkir teh full cream yang melumerkan bongkahan bingung menjadi inspirasi yang mengalir. Namun tak terasa bobot badan pun semakin deras. Kurang dari setahun sudah menghilangkan otot-otot yang merapihkan bentuk perut, hm.


Hujan menetes dari kejauhan awan sana hingga sampai di Bumi siap disambut dengan untaian harapan do'a dari para yang berpikir. Mereka mempercayai saat-saat itulah semua harapan akan mudah dikabul. Maka tak jarang kita menyambut hujan atau sekedar memeriksa ia sudah turun atau belum dengan menengadahkan telapak tangan ke atas. Ini bukti kita siap menerima harapan-harapan itu terwujud.

Air hasil uapan air laut menurut ilmu IPA di SD dulu ini begitu membawa penghidupan bagi pohon. Terutama pohon lemon dan teh. Ya, berkatnya rajin turun pohon-pohon ini gak kekurangan nutrisi dan cairan dalam batangnya hingga melahirkan buah dan dedaunan ajaib ini. Terimakasih Ya Rabb, karena atas kehendak-Mu semua ini begitu terjadi. Termasuk begitu cocoknya lidah ini dengan cairan coklat ke-emasan yang bersari pati kecut lemon itu.

Maka tidak salah bila kita manfaatkan air dengan bijak. Agar yang Maha Bijak akan selalu memberi karunia-karunia-Nya yang berupa hujan ini ditanah kita.[]